Bisnis yang bergerak dalam industri e-commerce, yang merupakan pasar yang jenuh dan kompetitif, melakukan upaya besar untuk tampil beda dari yang lain. Beberapa persen pemilik bisnis menyadari potensi dari iklan native dan magis dari kreativitas. Kombinasi antara pemikiran di luar kotak dan pendekatan kreatif seperti programatik memberikan keunggulan kompetitif dan kemampuan untuk untuk mempersonalisasi produk atau layanan sedalam mungkin. Menjadi yang terdepan membutuhkan investasi yang besar, namun, butuh waktu dan kesabaran untuk menemukan pendekatan terbaik dan paling tepat untuk bisnis. Akan selalu ada ketidakpastian di sana.

Performance marketing atau pemasaran kinerja adalah jalan alternatifnya. Di antara banyaknya strategi dan teknik yang bermunculan, performance marketing tampil beda sebagai pendekatan yang dinamis dan berorientasi pada hasil. Dalam panduan komprehensif ini, akan kita bahas prinsip inti, strategi, dan metrik utama yang membentuk performance marketing.

Apa itu Performance Marketing?

Sekali lagi, definisi performance marketing: sebuah strategi periklanan digital yang berfokus untuk mendorong tindakan tertentu, seperti klik, prospek atau penjualan. Tidak seperti iklan tradisional, di mana pengiklan membayar untuk ruang iklan, terlepas dari hasilnya, dalam performance marketing, pengiklan hanya membayar saat tindakan yang diinginkan di atas tercapai.

Pendekatan ini menggunakan penargetan presisi, taktik berbasis data, dan model pembayaran berdasarkan kinerja untuk menjamin upaya pemasaran menghasilkan return on investment (ROI) yang jelas. Dengan memantau indikator kinerja utama secara seksama dan menyesuaikan kampanye secara real-time, performance marketing memungkinkan bisnis untuk memaksimalkan efisiensi, meminimalkan risiko dan mencapai tujuan bisnis yang dapat diukur dengan cara yang sangat akuntabel.

Konsep Inti dari Performance Marketing

Ada 3 konsep inti yang secara kolektif menjadi fondasi dari performance marketing – sasaran yang dapat diukur, model bayar-sesuai-kinerja dan fokus pada respons langsung. Mereka menekankan pentingnya menetapkan tujuan yang jelas, memastikan bahwa biaya sepadan dengan hasil dan memprioritaskan tindakan yang mengarah pada respons langsung dari audiensi. Dengan berpatok pada prinsip-prinsip ini, bisnis dapat memanfaatkan performance marketing secara efektif untuk mencapai sasaran pemasaran mereka dengan cara yang terukur dan cost-effective.

Mari kita pelajari secara lebih detail.

Tujuan yang Terukur dan KPI

Performance marketing berakar pada kemampuan untuk menetapkan tujuan yang jelas dan dapat diukur. Tujuan ini dapat meliputi lead generation dan akuisisi pelanggan sampai tindakan spesifik seperti klik, daftar, atau penjualan.

Penting: Sasaran yang dapat diukur menjadi kerangka kerja yang konkret untuk menilai efektivitas dari upaya pemasaran. Fungsinya adalah sebagai tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja, membantu bisnis memahami apa yang berhasil dan apa yang masih memerlukan penyesuaian.

Contoh: Sebagai contoh, sebuah perusahaan e-commerce bisa menetapkan sasaran mencapai tingkat konversi 3% untuk halaman produk mereka dalam jangka waktu tertentu. KPI ini dapat dilacak dan dianalisis untuk menentukan jika strategi pemasaran yang digunakan menstimulasi tindakan yang diinginkan.

Model Bayar-untuk-Kinerja

Tidak seperti model periklanan tradisional di mana biaya dibayar di depan terlepas dari hasil yang didapat, performance marketing menggunakan model bayar-untuk-kinerja. Pengiklan hanya perlu membayar saat tindakan tertentu, seperti klik, prospek atau penjualan tercapai.

Penting: Model ini menyelaraskan kepentingan pengiklan dan penerbit, menjamin bahwa bujet pemasarannya dialokasikan untuk tindakan yang secara langsung berkontribusi terhadap tujuan bisnis. Dengan ini, risiko pengeluaran untuk iklan yang tidak efektif dapat diminimalkan.

Contoh: Dalam pemasaran afiliasi, seorang pengiklan bisa bekerja dengan jaringan afiliasi yang mempromosikan produk mereka. Afiliasi ini diberi kompensasi berdasarkan metrik kinerja yang dicapai, seperti jumlah penjualan yang dihasilkan.

Fokus pada Respons Langsung

Fokus utama dari performance marketing adalah mendapatkan respons langsung dari audiensi. Pendekatan ini dirancang untuk mendorong suatu tindakan, seperti melakukan pembelian, mendaftar buletin, atau mengunduh aplikasi.

Penting: Dengan berfokus pada respons langsung, performance marketing bertujuan untuk mendorong konversi dan menghasilkan hasil nyata dengan cepat. Kedekatan ini memungkinkan pengoptimalan dan penyesuaian tepat waktu untuk meningkatkan kinerja kampanye. Kesegeraan ini membuat optimasi dan penyesuaian dapat dilakukan dengan cepat dan tepat untuk meningkatkan kinerja kampanye.

Contoh: Sebuah perusahaan yang menjalankan kampanye iklan Facebook dapat menggunakan tombol call-to-action (CTA) yang jelas, seperti “Belanja Sekarang” atau “Daftar”. Ini mendorong pengguna untuk melakukan tindakan tertentu secara real-time, secara langsung berkontribusi terhadap tujuan kampanye.

Memahami Teorinya: Saluran

Dasar dari performance marketing adalah saluran pemasaran berbayar, seperti pemasaran mesin pencari, iklan bersponsor, iklan media sosial, pemasaran afiliasi dan iklan native.

  • Pemasaran mesin pencari (SEM) – Pemasaran mesin pencari selama bertahun-tahun sudah menjadi salah satu saluran performance marketing paling populer dan kesuksesannya ini adalah berkat Google AdWords. Kekuatan dari SEM ditunjukkan dengan peluang menampilkan iklan kepada mereka yang siap membeli. Mengingat bahwa kata kunci merupakan tulang punggung dari saluran ini, mengelola dan memilih kata kunci menjadi sebuah seni tersendiri, karena itu, membutuhkan riset yang komprehensif.

  • Iklan bersponsor – Saluran ini dapat memberikan lalu lintas berkualitas tinggi, meningkatkan konversi dan visibilitas online di hadapan audiensi yang sangat tertarget. Konten bersponsor dianggap sebagai situasi yang saling menguntungkan bagi pengiklan ataupun penerbit. Termasuk dalam bentuk iklan native, artikel bersponsor bersifat jangka panjang, dan berefek positif terhadap brand awareness, konversi, lalu lintas, dan perilaku konsumen.

  • Iklan media sosial – Investasi besar-besaran tengah dilakukan untuk iklan media sosial sehingga pembeli dan pengiklan media dapat berpartisipasi dalam program performance marketing. Meraih hasil yang dapat diukur melalui iklan media sosial memberikan pengetahuan tentang mengukur KPI dengan metrik yang jelas seperti biaya per klik (CPC) dan rasio klik-tayang (CTR), dan juga ROI.

  • Pemasaran afiliasi – Penerbit menjalin kerja sama dengan pengiklan untuk mengejar peningkatan penjualan atau lalu lintas. Setelah lalu lintas dikirim ke pengiklan, afiliasi menerima komisi untuk penjualan yang valid. Banyak brand menganggap saluran ini efektif dari segi return on investment. Selain itu, operator situs web mana pun dapat memainkan peran afiliasi.

  • Iklan native – Saluran ini memainkan peran penting dalam performance marketing karena bisa menjadi cara untuk melawan ad blocker, ad blindness, dan menghasilkan klik sepuluh kali lebih banyak daripada tipe iklan lainnya. Iklan native sama dengan konten berkualitas tinggi dan distribusi cerdas ke penerbit yang relevan.

Tiap saluran memiliki karakter audiensinya sendiri. Dalam hal ini, artinya tiap saluran bekerja dengan platform berbeda untuk menjangkau audiensi tersebut. Contohnya, mesin pencari Google menunjukkan iklan di antara hasil pencarian. Layanan kami memberikan kesempatan bagi pengiklan untuk menampilkan iklan pada penerbit paling kredibel dan terkemuka dan menjangkau audiensi yang luas. Raksasa media sosial Facebook memberi kesempatan untuk menampilkan iklan kepada pengunjungnya dan pemilik akun Instagram.

Sebelum memilih apa yang harus ditampilkan pada platform tertentu, beberapa aspek terlebih dahulu dipertimbangkan dan dianalisis. Tiap platform menyediakan opsi untuk memenuhi penargetan dan segmentasi audiensi. Ketika segmen audiensi sudah jelas, selanjutnya adalah tawar menawar -- menentukan jumlah uang yang disetujui pengiklan untuk dibayarkan agar iklan ditampilkan di tempat dan waktu tertentu.

Kinerja periklanan diperhitungkan karena membangun kepercayaan masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam dunia periklanan. Artinya, jaringan pasti akan mengurangi keterpaparan iklan jika peringkat kualitasnya rendah. Dari sudut pandang ekonomi, performance marketing bergantung pada tindakan klien. Dengan kata lain, jika tindakan tidak terjadi, jaringan tidak akan mendapatkan uang.

Cara Mengukur Performance Marketing

Performance marketing berfokus pada tindakan tertentu. Jadi, logis jika kami menguraikan metrik penting yang berfungsi untuk mengukur tindakan ini.

  • CPA (biaya per akuisisi) – model penetapan harga yang mana pengiklan membayar untuk akuisisi, baik itu pengisian formulir, klik, atau pembelian.
  • Tayangan – dembayaran ditentukan oleh berapa kali iklan tersebut dilihat. Biasanya, bayarannya lebih rendah karena tingkat engagement-nya rendah dan sulit diprediksi.
  • Engagement – dapat diukur dengan cara yang berbeda. Berbagai platform media sosial akan menawarkan berbagai rencana pembelian berdasarkan engagement.
  • Klik – dibayar jika tujuannya adalah untuk meningkatkan lalu lintas situs web.
  • Prospek – pengukuran ini sebagian besar berkaitan dengan organisasi B2B, mencakup pengisian formulir dan/atau keikutsertaan email.
  • Penjualan – dalam hal ini, pengiklan membayar jika pembelian terjadi.

Tiap tindakan yang disebutkan di atas merepresentasikan tujuan periklanan. Selain itu, istilah-istilah ini digunakan untuk menghitung efektivitas performance marketing. Sebelum Anda memulai, ada satu hal yang harus diingat: performance marketing dimulai dengan menetapkan tujuan kampanye – ini adalah dasarnya. Setelah itu, Anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang platform yang akan digunakan, biaya, dan hasil.

Cara Agar Performance Marketing Berhasil

Performance marketing memang terdengar menarik. Meski demikian, agar strategi performance marketing dapat menunjukkan hasil positif, banyak hal yang perlu dipikirkan dan diperhatikan terlebih dahulu.

Pertama-tama, Anda harus memahami bahwa performance marketing, sebagai sebuah alat, mempunyai sasaran yang sangat spesifik dan terukur. Misalnya, hasil pemasaran tidak boleh digunakan untuk brand awareness — itu tidak masuk akal.

Kedua, penting untuk mempertimbangkan desain model pembayaran. Asalkan ada cara untuk menggunakan sejumlah saluran online yang berbeda – semuanya bergantung pada tingkat konversi. Saat menentukan model pembayaran, pengguna memiliki pilihan berikut: CPL (cost per lead atau biaya per prospek), CPA (cost per action atau cost per acquisition atau biaya per tindakan/akuisisi), atau CPC (cost per click atau biaya per klik).

Performance marketing tidak tidak menoleransi amatir. Model ini menuntut profesional berkualifikasi tinggi untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Sudah kami sebutkan sebelumnya bahwa performance marketing menggunakan sistem pelacakan, jadi, alat digital yang kompleks digunakan untuk membantu sasarannya. Harus ada pendekatan yang kompeten sehingga orang tahu persis bagaimana memaksimalkan manfaat teknologi ini.

Satu hal lagi yang perlu diingat adalah performance marketing menggarisbawahi pentingnya peran dari pemantauan. Artinya, strategi performance marketing membutuhkan analisis secara real-time. Jika ditemukan kerusakan atau salah langkah, hal tersebut harus diperbaiki dan ditangani secepat mungkin. Salah satu rahasia dari performance marketing adalah optimasi hasil performance marketing secara terus menerus -- ini adalah syarat yang sangat diperlukan agar strategi performance marketing dapat bekerja dengan baik.

Penghalang Dalam Adopsi Performance Marketing

Caked Marketing mengeluarkan survei komprehensif mengenai performance marketing dan tantangan utama dalam keberhasilan penerapan model tersebut telah dijelaskan. Studi tersebut menyebutkan 7 alasan utama menghindari performance marketing:

  1. 49% responden menyatakan bahwa ketidakpastian return on investment menghalangi mereka untuk menggunakan performance marketing;
  2. 31% tidak memiliki bujet yang dialokasikan untuk tujuan ini;
  3. 31% responden menyalahkan birokrasi perusahaan sebagai alasan tidak berinvestasi pada metode ini;
  4. 23% mengatakan biayanya terlalu tinggi;
  5. 22% orang tidak familier dengan teknologi ini;
  6. 21% menyebutkan adanya risiko keamanan data;
  7. 19% menyebutkan kurangnya keterampilan atau sumber daya sebagai alasannya.

Mengetahui secara langsung tentang performance marketing, kami juga telah menyusun daftar hambatan dalam penerapannya:

  1. Investasi di muka dan alokasi sumber daya: Mengimplementasikan strategi performance marketing membutuhkan investasi awal yang signifikan dalam peralatan, teknologi, dan personel terampil. Usaha kecil atau startup dengan bujet terbatas mungkin kesulitan mengalokasikan sumber daya untuk tujuan ini.
  2. Kurangnya keahlian data dan analitik: Performance marketing sangat bergantung pada analisis dan interpretasi data. Bisnis tanpa akses ke analis atau ahli data terampil akan kesulitan untuk mendapatkan informasi yang dapat ditindaklanjuti dari upaya pemasaran mereka.
  3. Kompleksitas model atribusi: Menentukan dampak pasti dari berbagai titik kontak pemasaran terhadap konversi bukanlah hal mudah. Model atribusi membutuhkan pemahaman mendalam tentang perjalanan pelanggan, dan bisnis mungkin akan kesulitan dalam mengatribusikan konversi secara akurat ke saluran atau kampanye tertentu.
  4. Jangka waktu yang lebih lama untuk ROI: Beberapa bisnis mungkin sudah terbiasa dengan model iklan tradisional di mana ROI-nya seringnya lebih instan. Tapi, performance marketing, khususnya di pasar yang sangat kompetitif, membutuhkan waktu dan eksperimen untuk meraih hasil yang optimal.
  5. Kekhawatiran tentang privasi dan kepatuhan: Dengan munculnya peraturan privasi data seperti GDPR dan CCPA, bisnis harus melewati kerangka hukum yang kompleks saat mengumpulkan dan menggunakan data pelanggan untuk tujuan pemasaran. Mematuhi standar kepatuhan bisa menjadi hambatan bagi sebagian orang.

Mengatasi hambatan-hambatan tersebut sering kali membutuhkan kombinasi perencanaan strategis, investasi dalam teknologi dan bakat, serta kemauan untuk beradaptasi dengan lanskap pemasaran digital yang terus berkembang. Bisnis yang berhasil melewati hambatan-hambatan tersebut dapat mewujudkan potensi penuh dari performance marketing untuk pertumbuhan dan kesuksesan mereka.

Menyingkap Manfaat dari Performance Marketing

Mungkin blok ini harus dibaca dan dianalisis oleh para aktor dari survei blok sebelumnya, agar mereka dapat merangkum pro dan kontranya. Performance marketing merupakan segmen periklanan digital dengan pertumbuhan tercepat. Dalam penelitian Cake Marketing di atas juga disebutkan bahwa 93% perusahaan yang menggunakan performance marketing sangat merekomendasikannya. Mengingat teknologi Business Intelligence akan mendapatkan momentum, efektivitas performance marketing akan meningkat seiring dengan diketahuinya metode perluasan ROI.

Di antara manfaat utama dari performance marketing, kami soroti beberapa manfaat berikut:

  1. Penargetan audiensi yang presisi: Performance marketing memungkinkan pengiklan untuk menentukan dan menarget demografi, minat, dan perilaku tertentu. Presisi ini menjamin bahwa upaya pemasaran diarahkan ke mereka yang paling mungkin untuk melakukan konversi, menghasilkan efisiensi dan ROI yang lebih baik.
  2. Kampanye yang efisien biaya: Pengiklan hanya membayar jika tindakan tertentu yang diinginkan tercapai (misal, klik, prospek, penjualan), menjadikan performance marketing salah satu bentuk iklan yang efektif biaya. Model ini meminimalkan pemborosan sumber daya pada audiensi yang cenderung tidak melakukan konversi.
  3. ROI dan atribusi yang terukur: Performance marketing memberikan metrik yang jelas dan terukur yang menunjukkan ROI dari tiap kampanye. Melalui model pelacakan dan atribusi yang akurat, pengiklan dapat langsung mengaitkan upaya pemasaran dengan pendapatan, sehingga memudahkan pengalokasian anggaran secara efektif.
  4. Fleksibilitas dan skalabilitas: Parameter kampanya dapat disesuaikan secara real-time berdasarkan pada data kinerja. Adaptabilitas ini memungkinkan optimasi dan fine-tunning untuk memaksimalkan hasil. Selain itu, sebuah kampanye yang sukses dapat diperluas untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
  5. Keunggulan kompetitif: Bisnis yang unggul dalam performance marketing seringnya mendapatkan keunggulan kompetitif. Jika ROI dan tingkat konversi yang tinggi dicapai secara konsisten, mereka bisa mengungguli para pesaingnya di ruang yang sama.

Agar metode ini 100% berhasil, bisnis harus mulai mempertimbangkan untuk membuat iklan yang menarik, halaman arahan yang jelas dan mengembangkan proses klik-tayang.

Cara Menyusun Strategi Pemasaran Kinerja yang Efektif

Menyusun strategi pemasaran yang efektif merupakan proses yang berkelanjutan. Ini membutuhkan pemantauan, pengujian, dan adaptasi berkelanjutan agar tetap selaras dengan kebutuhan khalayak dan lanskap digital yang terus berkembang.

  1. Tetapkan sasaran dan KPI yang jelas: Mulailah dengan menetapkan sasaran yang spesifik dan terukur untuk kampanye performance marketing Anda. Ini dapat meliputi sasaran seperti lead generation, konversi penjualan, lalu lintas situs web atau brand awareness. Indikator kinerja utama (KPI) biasanya berkaitan dengan masing-masing sasaran. Contohnya, jika tujuan Anda adalah lead generation, KPI terkaitnya adalah jumlah sign-up pada situs web Anda.
  2. Pilih saluran yang tepat: Pilih saluran iklan yang paling tepat berdasarkan pada khalayak sasaran dan tujuan kampanye Anda. Baik itu penelusuran berbayar, iklan media sosial, atau pemasaran afiliasi, memahami di mana audiensi Anda menghabiskan waktu online mereka sangat penting untuk memilih saluran yang efektif.
  3. Buat dan luncurkan kampanye: Buat materi iklan, copy dan halaman arahan yang menarik yang disesuaikan dengan preferensi dan titik keluhan audiensi Anda. Pastikan bahwa pesan Anda jelas, ringkas dan relevan. Jika asetnya sudah siap, luncurkan kampanye Anda di saluran yang Anda pilih.
  4. Implementasikan pelacakan dan analisis: Siapkan alat pelacakan seperti Google Analytics untuk memantau kinerja kampanye Anda. Ini meliputi metrik pelacakan seperti rasio klik-tayang, tingkat konversi, biaya per akuisisi dan lainnya. Analisis memberikan informasi yang berharga tentang apa yang berhasil dan apa yang masih membutuhkan penyesuaian.
  5. Pantau dan sesuaikan secara real-time: Terus pantau kampanye Anda secara real-time. Perhatikan metrik untuk memastikan mereka selaras dengan sasaran dan KPI Anda. Jika Anda menemukan elemen yang berkinerja buruk, bersiaplah untuk segera melakukan penyesuaian. Ini dapat mencakup penyesuaian copy iklan, penyesuaian parameter penargetan, atau pengoptimalan desain halaman arahan.
  6. Mengatasi kendala dan tantangan: Ketahuilah tantangan umum dalam performance marketing, seperti penipuan iklan, kelelahan audiensi, perubahan algoritma platform, atau tekanan persaingan dll. Terus ikuti perkembangan praktik industri terbaik, pilih jaringan iklan yang reliabel dan bersiaplah untuk memodifikasi strategi Anda untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

Ingar, langkah-langkah ini harus dianggap iteratif. Pemantauan, pengujian dan adaptasi yang berkelanjutan menjadi kunci untuk mengoptimalkan kinerja dari kampanye pemasaran Anda dari waktu ke waktu.

Tren Masa Depan dalam Performance Marketing

Lanskap digital terus berubah, dan performance marketing akan terus berkembang. Seiring semakin banyaknya bisnis yang menyadari pentingnya hasil yang terukur, mereka akan berinvestasi dalam strategi performance marketing untuk mencapai tujuan mereka.

Berikut adalah beberapa tren yang akan menentukan arah pasar performance marketing di tahun-tahun mendatang:

  1. Personalisasi tingkat tinggi: Memodifikasi konten dan penawaran sesuai dengan preferensi dan perilaku individu akan menjadi semakin mutakhir, menciptakan pengalaman konsumen yang sangat terpersonalisasi.
  2. Data pihak nol: Pengiklan akan semakin bergantung pada data yang secara sukarela diberikan oleh konsumen, disebut sebagai data pihak nol. Ini memberikan gambaran yang lebih akurat dan berbasis persetujuan tentang preferensi konsumen.
  3. Analisis prediktif untuk perilaku konsumen: Analisis prediktif akan digunakan untuk memperkirakan perilaku konsumen, memungkinkan pemasar untuk secara proaktif memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen.
  4. Konten dan pengalaman interaktif: Format konten interaktif seperti kuis, pol dan augmented reality akan mendorong tingkat engagement dan konversi.
  5. Optimasi pencarian suara dan visual: Pemasar akan dituntut untuk memodifikasi strategi mereka untuk memastikan bahwa konten mereka dapat ditemukan melalui antarmuka pencarian suara dan visual.
  6. Pemasaran beorientasi keberlanjutan dan tujuan: Konsumen semakin menghargai brand yang selaras dengan nilai-nilai mereka. Pemasar kinerja perlu memasukkan pesan yang berorientasi keberlanjutan dan tujuan ke kampanye mereka.
  7. Pemasaran konversasional dan chatbot: AI konversasional dan chatbot akan memainkan peran penting dalam interaksi konsumen, memberikan respons cepat dan rekomendasi yang terpersonalisasi.
  8. Momen mikro dan engagement real-time: Memanfaatkan momen mikro, di mana konsumen beralih ke perangkat mereka untuk jawaban cepat, akan menjadi krusial dalam menarik perhatian dan konsumen dan mendorong konversi.

Dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi baru, perubahan perilaku konsumen, dan pergeseran dalam industri, pemasar dapat menyesuaikan strategi mereka untuk mendapatkan impak maksimal. Selain itu, memahami dengan baik apa arti performance marketing dan perkembangannya membantu pemasar mengantisipasi dan memenuhi preferensi audiensi mereka yang terus berubah, membina hubungan yang lebih kuat dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam dunia periklanan digital yang dinamis.

Contoh Performance Marketing

Beberapa strategi berikut secara kolektif mendemonstrasikan bagaimana platform-platform ini memanfaatkan performance marketing untuk mendorong tindakan tertentu, baik itu pembelian produk (Amazon), klik dan konversi (Google) atau pemesanan hotel (Booking.com). Mereka secara cermat mengukur efektivitas dari tiap kampanye dan mengoptimalkan strategi mereka untuk mencapai hasil terbaik.

Amazon

  • Product listing ad (PLA): Amazon secara ekstensif menggunakan PLA, yang merupakan iklan berbasis gambar yang muncul pada hasil pencarian. Iklan tersebut menampilkan produk tertentu beserta harganya. Mereka dipicu oleh permintaan pencarian yang relevan, memastikan pengguna melihat produk yang secara langsung berhubungan dengan maksud pencarian mereka.
  • Retargeting: Amazon menggunakan strategi retargeting untuk melibatkan kembali pengguna yang telah mengunjungi situs tetapi belum melakukan pembelian. Ini mencakup menampilkan iklan kepada para pengguna ini pada situs web lain yang mereka kunjungi, mengingatkan mereka tentang produk yang mereka lihat di Amazon.
  • Listing produk bersponsor: Amazon menawarkan kesempatan kepada penjual untuk mempromosikan produk mereka di dalam hasil pencarian. Iklan ini muncul ketika pengguna melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu, dan penjual membayar Amazon saat pengguna mengklik listing bersponsor tersebut.
  • Pemasaran afiliasi: Amazon memiliki program pemasaran afiliasi yang ekstensif di mana individu dan bisnis mempromosikan produk Amazon pada situs web mereka. Mereka mendapat komisi untuk setiap penjualan yang dilakukan melalui tautan referral mereka.

Google

  • Google Ads (dulunya AdWords): Ini merupakan platform periklanan andalan Google. Pengiklan menawar kata kunci tertentu, dan iklan mereka ditampilkan saat pengguna mencari kata kunci tersebut. Pengiklan hanya membayar saat pengguna mengklik iklan mereka, menjadikannya model berbasis kinerja.
  • Display network: Display Network Google memungkinkan para pengiklan untuk menampilkan banner dan iklan video pada jaringan situs web mitra. Pengiklan bisa menyasar demografi, minat dan perilaku tertentu, memastikan bahwa iklan mereka menjangkau audiensi yang diinginkan.
  • Remarketing: Google mengizinkan pengiklan untuk menargetkan pengguna yang sebelumnya pernah mengunjungi situs web mereka. Iklan ditampilkan kepada pengguna tersebut saat menjelajahi situs web lain, mendorong mereka untuk kembali dan menyelesaikan tindakan yang diinginkan.
  • Iklan Shopping: Ini adalah iklan berbasis produk yang muncul di hasil pencarian Google. Ini mencakup gambar, judul, harga dan nama toko. Pengiklan membayar ketika pengguna mengklik iklan dan diarahkan ke halaman produk.

Booking.com

  • Iklan bayar per klik: Booking.com berinvestasi besar-besaran pada iklan bayar per klik untuk memastikan listing mereka muncul dengan jelas di hasil mesin pencari ketika pengguna mencari opsi akomodasi di lokasi tertentu.
  • Kemitraan afiliasi: Booking.com memiliki program pemasaran afiliasi yang ekstensif. Mereka bermitra dengan situs web yang berhubungan dengan perjalanan, blogger dan influencer yang mempromosikan listing Booking.com. Mitra-mitra ini mendapatkan komisi untuk tiap pemesanan yang dilakukan melalui tautan referral.
  • Pemasaran email: Booking.com menggunakan kampanye email terpersonalisasi untuk menarget pengunjung sebelumnya yang belum menyelesaikan pemesanan. Email ini biasanya berisi penawaran spesial atau pengingat tentang properti yang disimpan.

FAQ

Apa itu performance marketing?

Performance Marketing merupakan sebuah strategi iklan digital yang berfokus untuk mendorong tindakan tertentu, seperti klik, prospek, atau penjualan. Pengiklan hanya membayar jika tindakan-tindakan tersebut terwujud.

Apa perbedaan performance marketing dan iklan tradisional? Tidak seperti metode tradisional, Performance Marketing memberikan hasil yang jelas dan terukur. Pengiklan membayar untuk hasil yang nyata, bukan untuk ruang iklan. Apa saja metrik utama dalam performance marketing? Metrik utama mencakup rasio klik-tayang (CTR), tingkat konversi, biaya per klik (CPC), biaya per akuisisi (CPA), dan return on investment (ROI). Platform apa yang digunakan dalam performance marketing? Performance Marketing menggunakan berbagai saluran digital seperti mesin pencari, media sosial, jaringan afiliasi, email, dan iklan display. Apakah performance marketing cocok untuk semua bisnis? Ya, performance marketing mudah beradaptasi. Bisnis kecil dengan anggaran sedang juga bisa mengambil keuntungan dari sifatnya yang efektif biaya, sementara perusahaan besar dapat menggunakannya untuk mengoptimalkan pembelanjaan iklan mereka. Bagaimana saya bisa memastikan kesuksesan dalam pemasaran kinerja? Keberhasilan ditentukan oleh penargetan yang presisi, materi iklan yang menarik, optimasi yang berkelanjutan, serta pelacakan dan analisis yang mutakhir. Apa saja kendala umum dalam performance marketing? Kendala umumnya tidak adanya pelacakan dan atribusi yang layak, tidak mengoptimalkan halaman arahan, dan tidak memahami preferensi dan perilaku audiensi target.

Kesimpulan

Jadi, seperti yang Anda ketahui, performance marketing menawarkan perspektif alternatif bagi bisnis dengan memberikan lebih banyak kendali, kepastian lebih dalam upaya pemasaran, dan pandangan yang jelas tentang hasilnya. Namun, untuk saat ini, terdapat kendala yang perlu diatasi. Sama halnya seperti alat efektif lainnya, performance marketing harus berada di tangan para ahli.

Bagi yang ingin merasakan hebatnya metode ini, MGID muncul sebagai pusat expertise. Dengan jaringan global penerbit terverifikasi dan banyaknya lalu lintas engagement, platform iklan native MGID siap untuk memperkuat tujuan branding Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dengan MGID dan wujudkan potensi penuh dari performance marketing. Hubungi kami sekarang dan mulailah perjalanan menuju kinerja kampanye yang tak tertandingi.