Iklan native telah tumbuh secara signifikan, didorong oleh fenomena banner blindness. Pengguna, ketika dibombardir oleh iklan banner yang berulang-ulang, cenderung menyepelekan atau mengabaikannya. Pergeseran ini mendorong pemasar untuk meninjau ulang alokasi anggaran iklan dan mencari cara yang lebih efektif.

Mengarungi lanskap native memperlihatkan persaingan yang semakin ketat. Jika anda sudah menggunakan iklan native, Anda akan diuntungkan karena Anda terhindarkan dari pengabaian yang dialami oleh iklan banner. Namun, tingkat kompleksitasnya pun akan meningkat, sehingga membutuhkan pemahaman yang baik tentang tren terbaru yang membentuk evolusi iklan native.

Dalam kilas balik dan pandangan ke depan ini, kami akan menguraikan masa lalu untuk memahami masa kini dan melihat sekilas ke masa depan tren periklanan native. Bersiaplah untuk mengungkap rahasia dan tantangan yang telah membentuk iklan native, menguraikan “yang telah lalu” untuk menjelaskan “yang terkini” dalam evolusi yang menarik ini.

Tren Iklan Native Teratas yang Tidak Boleh Anda Lewatkan

Dua kekuatan utama mendorong tren terbaru dalam iklan native: pencarian engagement dan pentingnya privasi. Siapkan diri Anda – persaingan semakin memanas, menuntut pengiklan untuk tidak hanya menarik perhatian audiens, tetapi juga menguasai seni retensi. Dan, aturan utama adalah – lakukan semuanya dengan tetap menghormati privasi pengguna. Tidak ada yang menyukai penguntit, baik itu orang atau bot. Jadi, untuk strategi yang aman yang berkesan, kencangkan sabuk pengaman Anda dan pahami tren industri teratas untuk iklan native yang perlu Anda ketahui.

Tren #1: Dari Penargetan Berbasis Cookie ke Masa Depan Tanpa Cookie

Bagaimana Sebelumnya: Era Berbasis Cookie

Pada masa kejayaan penargetan berbasis cookie, situs web menggunakan cookie sebagai berkas data untuk menyimpan informasi pribadi, preferensi, dan aktivitas penelusuran pengguna. Cookie ini pada dasarnya adalah file teks yang berisi pengidentifikasi yang memungkinkan situs untuk mengenali pengunjung yang kembali dan mengumpulkan insight tentang perilaku mereka. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan memberikan konten yang dipersonalisasi dan iklan yang ditargetkan berdasarkan data yang dikumpulkan.

Namun, praktik ini menimbulkan masalah privasi yang signifikan. Pengguna mendapati diri mereka berada di bawah pengawasan konstan, dengan aktivitas online mereka dilacak secara cermat dan digunakan untuk iklan yang ditargetkan. Pendekatan ini tidak hanya melanggar privasi pengguna, tetapi juga menimbulkan masalah seperti kelelahan iklan, di mana pengguna dibombardir dengan iklan yang berulang-ulang dan terkadang tidak relevan. Selain itu, meluasnya penggunaan cookie memicu kekhawatiran tentang pelanggaran data, akses yang tidak sah, dan keamanan informasi pribadi secara keseluruhan.

Bagaimana Ke Depannya: Pindah ke Penargetan Tanpa Cookie

Dalam pergeseran menuju lanskap penargetan tanpa cookie, istilah “cookieless” muncul sebagai konsep utama. Ini menandakan kemampuan untuk melacak informasi pengguna tanpa bergantung pada cookie tradisional. Sebagai gantinya, mekanisme pelacakan akan beralih ke:

  • Pelacakan dari server: Sistem pelacakan ini akan menghasilkan pengidentifikasi unik untuk pengguna berdasarkan pada berbagai karakteristik perangkat seperti sistem operasi, pengaturan bahasa dan lainnya. Pendekatan sisi server ini bertujuan untuk untuk menciptakan metode identifikasi pengguna yang lebih memperhatikan privasi.
  • Pelacakan alamat IP: Melacak aktivitas pengguna akan beralih ke digunakannya alamat IP. Dengan mengaitkan perilaku pengguna dengan alamat IP mereka, situs web masih dapat memantau tindakan tanpa menggunakan cookie. Yang terpenting, metode ini melindungi anonimitas pengguna, terutama karena banyak jaringan rumahan yang menggunakan alamat IP dinamis, di mana alamat IP berubah secara acak.

Mengarungi Masa Depan Tanpa Cookie: Revolusi yang Penuh Rasa Hormat

Mengapa para pengiklan beralih ke masa depan tanpa cookie? Oke, bayangkan jika seseorang muncul di depan pintu Anda dan mengatakan ingin mendokumentasikan setiap detail kehidupan Anda – kemungkinan besar, Anda akan menutup pintu. Demikian pula, pengguna semakin enggan memberikan izin kepada pengumpulan data yang berlebihan. Tidak ada yang ingin situs yang mereka kunjungi secara random untuk sekedar info tentang gerbil membuntuti mereka kemana-mana di internet.

Namun, perjalanan menuju masa depan tanpa cookie tidaklah hanya tentang mengurangi kesan detektif online. Ini merupakan respons terhadap terus berkembangnya praktik peramban; peramban seperti Mozilla Firefox dan Apple Safari sudah menonaktifkan cookie pihak ketiga. Google siap untuk melengkapi trio dengan mengucapkan selamat tinggal pada cookie pihak ketiga sepenuhnya pada pertengahan tahun 2024.

Namun jangan takut, menghormati privasi pengguna bukan berarti berjalan di tempat gelap. Dengan solusi yang cerdas, pengiklan dapat memanfaatkan alat yang melacak metrik penting:

  • Pelacakan event: Memantau submission, klik, dan tampilan di situs Anda, memberikan insight tanpa melanggar privasi pengguna.
  • Pelacakan API: Memantau interaksi pengguna dengan mudah di platform pihak ketiga, meningkatkan pemahaman Anda tentang perilaku audiens.
  • Analisis log server: Menyelami kekayaan informasi yang dicatat ketika seseorang mencoba mengakses situs Anda, menawarkan wawasan yang berharga tanpa mengorbankan privasi pengguna.

Jadi, seiring ditinggalkannya cookie di ranah digital, para pengiklan, berbekal hormat terhadap privasi pengguna dan alternatif pelacakan yang cerdas, sudah siap untuk melalui revolusi ini. Masa depan adalah tanpa cookie, tapi ini merupakan masa depan di mana privasi dan pengalaman terpersonalisasi ada berdampingan secara harmonis.

Tren #2: Dari Iklan Static Display ke Rich Media

Bagaimana Sebelumnya: Era Iklan Static Display

Iklan static display, ditandai dengan grafik atau gambar diam tanpa fitur interaktif, dulunya merupakan standar periklanan di awal pemasaran digital. Iklan-iklan ini pada awalnya berfungsi dengan baik, menghadirkan cara yang mudah bagi brand untuk memamerkan produk atau menyampaikan pesan.

Namun, seiring waktu, efektivitas iklan static display mulai menurun. Kurangnya interaktivitas membuat iklan jenis ini rentan terhadap banner blindness, sebuah fenomena di mana pengguna secara tidak sadar mengabaikan iklan display karena diulang-ulang dan tidak menarik. Penurunan efektivitas ini mendorong para pengiklan untuk mencari solusi yang lebih inovatif dan menarik perhatian.

Bagaimana Ke Depannya: Adopsi Rich Media

Tidak seperti iklan statis dulu, rich media menggabungkan teks, video, gambar, animasi dan elemen lainnya untuk menciptakan kampanye yang menarik audiens. Dalam lanskap saat ini, rich media sudah digunakan secara aktif, menawarkan perangkat serbaguna bagi pengiklan untuk memerangi kelelahan iklan dan mendapatkan kembali perhatian pengguna. Artikel tentang rich media tahun lalu menyoroti efektivitasnya dalam mengatasi banner blindness dan menghidupkan kembali minat audiens. Kampanye rich media menggunakan berbagai macam format, dengan tiga jenis utama yang menonjol:

  • Divider: Elemen interaktif yang memungkinkan pengguna untuk menggeser ke kiri atau kanan, menekankan pada transformasi produk (skenario sebelum/sesudah).
  • Flip parallax: Menampilkan dua sisi, pengguna menggeser untuk menampilkan setiap sisi, menciptakan rasa ingin tahu dan mendorong klik.
  • 360 video box: Pengguna dapat mengeklik iklan dan mencermati produk dari segala sudut, ideal untuk menunjukkan tampilan yang mendetail, khususnya untuk produk seperti mobil.

Meningkatkan Iklan Native dengan Rich Media: Mengubah Kebiasaan

Eksperimentasi dengan rich media tidak terbatas pada iklan banner; ini juga merupakan game-changer untuk iklan native. Iklan native, yang dikenal karena kemampuannya beradaptasi dengan berbagai format, menyatu dengan baik ke dalam situs penerbit, mengikuti aturan utama integrasi native.

Iklan native, yang disempurnakan dengan rich media, menghadirkan sentuhan interaktif yang lebih dari sekadar tampilan pasif. Mengeklik iklan native menjadi lebih dari sekadar mengonsumsi konten; ini menjadi pengalaman yang menarik, mendorong pengguna untuk melakukan tindakan yang berarti.

Karena itu, mulai tinggalkan yang konvensional dan jelajahi ranah dinamis dari rich media dalam iklan native. Ini lebih dari sekedar menarik perhatian; ini adalah tentang interaksi yang menginspirasi dan mendorong respons yang berdampak dari audiens Anda.

Tren #3: Dari Gudang Foto Stok ke Material Iklan yang Dihasilkan Iklan

Bagaimana Sebelumnya: Foto Multi Pakai yang Monoton

Sebelum era materi AI yang dihasilkan AI, pengiklan mengarungi lanskap kreatif melalui saluran konvensional. Mereka mencari gambar dari gudang foto stok, melakukan pemotretan khusus dengan mempekerjakan fotografer atau berkolaborasi dengan desainer grafis untuk membuat konten yang menarik secara visual. Metode tradisional ini menuntut banyak waktu, tenaga, dan investasi finansial.

Munculnya AI dalam dunia iklan menandakan pergeseran paradigma, mendorong pengiklan untuk memanfaatkan teknologi untuk pembuatan material. Alat bertenaga AI menganalisis data, memprediksi tren, dan menghasilkan gambar, video, atau seluruh kampanye iklan, menyederhanakan proses kreatif dan memperkenalkan kemungkinan baru untuk konten yang dinamis dan personal.

Bagaimana Ke Depannya: Memanfaatkan AI untuk Materi Iklan

Materi buatan AI semakin banyak digunakan dan akan terus berkembang, didorong oleh keserbagunaan dan efisiensinya. Daya tariknya terletak pada alat bantu AI yang menyarankan format, elemen, atau video iklan, menyederhanakan proses kreatif dan menghindarkan pengiklan dari memulai dari nol. AI merevolusi pembuatan iklan dalam beberapa cara yang bermakna:

  • Kustomisasi scaling: AI mengidentifikasi elemen yang secara historis menarik bagi demografi tertentu dan menyesuaikan skala materi untuk menarik perhatian ke elemen-elemen tersebut, memastikan engagement yang personal.
  • Pengoptimalan iteratif: Di luar split-testing tradisional, AI menguji berbagai versi iklan, menganalisis data untuk menentukan warna, elemen, dan kombinasi paling efektif, menyempurnakan materi secara iteratif.
  • Pemantauan real-time: Memberikan insight yang akurat secara real-time, AI memungkinkan pengiklan untuk melakukan penyesuaian dengan seketika, mengubah materi iklan berdasarkan data performa, dan segera menghapus iklan dengan kinerja buruk dari rotasi, sehingga meningkatkan efektivitas kampanye secara keseluruhan.

Kreativitas Berbasis AI Dilepaskan: Fitur Pembuatan Gambar MGID

MGID telah menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan kecerdasan buatan untuk merevolusi materi iklan, meraih kesuksesan yang luar biasa dengan integrasinya ke dalam platform. Fitur pembuatan gambar AI kami menawarkan banyak kemungkinan untuk membuat materi yang unik dan menarik. Tanpa pengalaman sebelumnya sekalipun, Anda bisa menemukan menu tarik-turun sederhana yang penuh dengan beragam contoh prompt. Didesain untuk menginspirasi dan merangsang kreativitas, saran-saran ini bisa digunakan apa adanya atau disesuaikan agar selaras dengan visi tertentu.

Intuitifnya fitur ini memastikan pengguna memiliki akses ke beragam prompt, yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Sekarang, pengguna dapat dengan mudah membuat prompt untuk filter tertentu, yang semakin meningkatkan proses kreatif dan menawarkan alat dinamis untuk membuat konten iklan yang menarik. Komitmen MGID untuk kreativitas berbasis AI membawa pengiklan memasuki ranah kemungkinan tidak terbatas, mendorong pengalaman pembuatan iklan yang mudah dan kreatif.

Tren #4: Dari Video Informatif ke Kekuatan Iklan Video

Bagaimana Sebelumnya: Evolusi Video di Internet

Pada masa-masa awal internet, video memiliki fungsi informatif. Ini digunakan untuk berbagi pengetahuan, tutorial, atau hiburan. Tidak ada banyak situs web dengan konten video, dan video tidak banyak digunakan untuk tujuan iklan. Video lebih banyak menyampaikan informasi daripada bertindak sebagai sarana iklan.

Seiring dengan meningkatnya teknologi dan kecepatan internet, konsumsi video meningkat. Platform seperti YouTube pun muncul, memungkinkan pengguna untuk mengunggah dan berbagi video secara global. Awalnya, iklan di dalam video masih tidak mencolok, dengan banner atau interupsi singkat. Namun, seiring dengan melonjaknya popularitas konten video, para pengiklan menyadari potensi besar dalam memanfaatkan video untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Bagaimana Ke Depannya: Berkembangnya Iklan Video

Saat ini, iklan video sangat mendominasi, khususnya pada platform seperti YouTube, TikTok dan Instagram. Keunggulan video terletak pada kemampuannya untuk menyampaikan narasi yang menarik. Meskipun tanpa elemen interaktif, video menyampaikan sebuah kisah yang lengkap, hanya menyisakan sedikit ruang interpretasi bagi audiens. Fitur ini mengurangi beban kognitif pada pengguna, sehingga memudahkan mereka untuk memahami pesan iklan dan mengambil tindakan yang cepat. Visual video yang atraktif menarik perhatian, membuatnya lebih disukai oleh pengiklan yang ingin memberikan dampak yang berkesan.

Insight Tentang Efektivitas Iklan Video Native

Iklan video native, secara khusus, sudah terbukti superior dibanding iklan pre-roll. Menurut laporan Nielsen, iklan video native lebih unggul daripada iklan pre-roll di berbagai aspek:

  • Semua iklan video native dalam studi menunjukkan kinerja lebih baik daripada pre-roll.
  • Peningkatan sebesar 82% dalam brand lift diamati dibandingkan dengan iklan pre-roll.
  • Niat untuk membeli menunjukkan peningkatan brand lift yang signifikan sebesar 42%, menekankan efektivitas video native dalam mempengaruhi perilaku konsumen.

Statistik ini menggarisbawahi nilai iklan video native dalam menghadirkan konten yang menarik yang sesuai dengan audiens dan mendorong interaksi brand yang bermakna. Pergeseran menuju dominasi video bukan hanyalah sebuah tren; ini merupakan langkah strategis yang selaras dengan preferensi dan perilaku pengguna internet saat ini.

Seperti Apa Masa Depan Iklan Native?

Tren iklan native digital yang sudah kita bahas bukanlah sekedar fenomena sesaat; tren ini adalah arsitek yang membentuk masa depan periklanan. Bayangkan sebuah lanskap di mana tren-tren ini berintegrasi dengan mulus ke dalam tatanan pemasaran digital, berevolusi menjadi norma baru.

Ketika kita melihat ke depan, kita harus mengantisipasi sebuah kulminasi – momen di mana tren iklan native menyelaraskan user engagement dan privasi, mencapai puncaknya. Bersiaplah untuk sebuah era di mana strategi bukan hanya diadopsi tapi juga dirangkul sebagai alat yang penting, menciptakan kekuatan dinamis yang membentuk narasi digital. Panggung telah disiapkan untuk era transformatif iklan native.

Personalisasi Konten Dengan AI

Saat kami mengeksplorasi AI untuk iklan native, jelas bahwa fokusnya lebih dari sekedar engagement – tapi juga tentang membuat iklan yang sempurna untuk audiens yang tepat, bahkan di era pasca cookie. Saat kita mengucapkan selamat tinggal pada cookie, cakrawala dipenuhi dengan janji personalisasi konten yang lebih baik, dipandu oleh kemampuan AI yang terus berkembang.

Bayangkan sebuah masa depan di mana AI, yang dipersenjatai dengan pemrosesan data mutakhir dan kecakapan analitis, membuat konten yang dipersonalisasi dengan sangat presisi. Sinergi antara Ai dan perilaku pengguna menggambarkan arah yang menarik. Namun, ada aspek krusial yang harus dikuasai oleh AI – memahami struktur dari konten yang menampung iklan native. Bagaimanapun juga, dalam ranah iklan native, seninya ada pada perpaduan yang mulus tapi tetap menarik perhatian.

Peningkatan Penggunaan Penargetan Kontekstual

Selamat datang di penargetan kontekstual – perpaduan strategis dengan data pihak pertama untuk memperkaya pengalaman pengguna dan menunjukkan iklan yang menyatu dengan minat mereka. Bayangkan sebuah masa depan di mana pendekatan dinamis ini menjadi pusat perhatian, bebas dari ketergantungan terhadap cookie dan selaras dengan niat utama pengguna.

Bayangkan ini: pengguna yang sedang asyik di halaman tentang birdwatching tidak akan dibombardir dengan iklan mobil dari pencarian terbaru mereka. Mengapa? Karena relevansi adalah yang utama, dan konten halaman menjadi kompas yang memandu pilihan iklan.

Inilah alasan mengapa penargetan kontekstual adalah masa depan iklan native:

  • Tak perlu lagi khawatir tentang cookie: Ucapkan selamat tinggal pada era cookie, karena penargetan kontekstual menawarkan alternatif yang dapat diandalkan dan tidak bergantung pada cookie.
  • Aturan relevansi: Bayangkan iklan yang sesuai dengan konten halaman, menjamin pengguna mendapatkan informasi yang selaras dengan minat dan tindakan mereka.
  • Timing adalah segalanya: Penargetan kontekstual menyasar pola pikir pengguna saat ini, menayangkan iklan secara tepat ketika mereka kemungkinan besar akan mengambil tindakan.
  • Pengalaman pengguna yang mulus: Yang terbaik dari iklan native, di mana konten dan iklan menyatu untuk menciptakan perjalanan pengguna yang lancar dan menarik.

Penekanan pada Iklan yang Berkelanjutan dan Etis

Di masa depan, iklan native akan lebih berfokus pada praktik yang keberlanjutan dan etis, mencerminkan pergeseran sosial secara umum menuju konsumsi yang bertanggung jawab. Karena orang semakin sadar dengan lingkungan dan keadaan sosial, mereka memilih brand dengan iklan yang etis.

Perubahan ini merupakan respons terhadap permintaan yang semakin meningkat akan otentisitas dan tujuan dari brand dalam menyampaikan pesan. Pengiklan yang mensejajarkan diri dengan nilai-nilai seperti tanggung jawab lingkungan dan keadilan sosial akan membentuk hubungan yang tulus dengan konsumen.

Selain memenuhi ekspektasi konsumen, mengadopsi praktik yang etis krusial untuk menjaga reputasi brand. Di zaman yang menuntut transparansi, perusahaan yang mengedepankan keberlanjutan berkontribusi pada perubahan positif sambil mempertahankan kredibilitas.

Kesimpulan: Inti Abadi dari Iklan Native yang Melampaui Tren

Bayangkan masa-masa awal iklan online ketika tingkat konversi melonjak hingga 44%. Kini itu tinggal kenangan, mengingat kejenuhan akan iklan. Jadikan iklan AT&T di tahun 1993 sebagai contoh nostalgia. Pengguna saat ini, yang letih dengan serbuan digital, tidak akan menghasilkan angka-angka seperti itu. Namun, prinsip-prinsip dasarnya tetap ada: sampaikan pesan yang beresonansi untuk audiens Anda agar mereka terlibat. Di tengah tren iklan native yang terus berkembang, ilmu yang tak lekang oleh waktu ini tetap penting.

Bagi mereka yang mendalami dengan iklan native, sangat penting untuk terus mengikuti perkembangan industri. Di lanskap yang digerakkan oleh teknologi, perubahan selalu terjadi, tetapi jangan lupakan hal-hal mendasar. Mereka adalah jangkar Anda dalam dunia iklan native yang dinamis. Mari raih kesuksesan di semua aspek!