Bidding header telah terbukti sebagai opsi monetisasi web yang cukup sukses untuk peramban desktop dan seluler. Sejak 2015, teknologi ini semakin menguatkan industri programatik dan membuat penerbit bisa memperoleh pendapatan yang lebih besar.

Konsep di balik bidding header cukuplah sederhana: semua pertukaran iklan dan sumber permintaan bersaing untuk inventori penerbit dalam pelelangan. Untuk mengimplementasikan bidding header, penerbit hanya perlu menyisipkan kode JavaScript ke dalam header tag pada halaman apa pun, dan dari situlah nama metode ini berasal.

Tapi, bagaimana jika hal tersebut diaplikasikan ke lingkungan in-app dan apa artinya bagi penerbit aplikasi? Dalam panduan yang komprehensif ini, akan kita telusuri seluk-beluk dari bidding header in-app, dan menjelaskan bagaimana hal ini telah mengubah cara iklan seluler beroperasi.

Apa itu Bidding Header In-App?

Bidding header in-app merupakan sebuah teknik iklan programatik yang digunakan dalam aplikasi seluler. Meskipun namanya sama, ini tidak ada hubungannya dengan header. Header terbatas pada peramban, Itulah sebabnya kita harus menunggu begitu lama untuk mendapatkan iterasi bidding header yang sesuai untuk aplikasi seluler.

Karena tidak ada header yang bisa dimasuki kode JavaScript, aplikasi menggunakan kit pengembangan perangkat lunak (SDK) untuk mendapatkan semua plugin yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan server. SDK merupakan inti dari iklan programatik, karena bidding header in-app membutuhkan komunikasi dengan jaringan iklan.

Meskipun mekanisme lelangnya kurang lebih masih sama, perbedaannya adalah cara di mana bidding header mengelola mitra. Bidding header tidak membutuhkan SDK yang berlebihan dalam suatu aplikasi.

Bidding header in-app menjalankan lelang pada sisi klien, yang artinya ini terjadi di dalam aplikasi pada perangkat pengguna. Ini memungkinkan penawaran paralel, di mana berbagai mitra permintaan bisa secara bersamaan menawar inventori iklan secara real-time.

Semakin ketatnya kompetisi antar pembeli berpotensi menghasilkan harga tawaran yang lebih tinggi, yang pada akhirnya menguntungkan penerbit. Dengan harga tawaran yang lebih tinggi, penerbit berpeluang memperoleh pendapatan lebih dari inventori iklan mereka.

Bagaimana Cara Kerja Bidding Header In-App?

Bidding header in-app berjalan melalui serangkaian tahapan yang memungkinkan beberapa sumber permintaan untuk menawar inventori iklan secara bersamaan dalam aplikasi seluler. Berikut adalah detail tentang cara kerjanya:

  1. Membuka aplikasi: Pengguna membuka aplikasi seluler pada perangkat mereka.
  2. Meminta ruang iklan: Aplikasi mengidentifikasi slot iklan yang tersedia di mana iklan dapat ditampilkan (misal, banner, interstisial, unit iklan native). 3 Integrasi bidding header: Aplikasi menggunakan SDK (Kit Pengembangan Perangkat Lunak) Bidding Header. SDK ini memfasilitasi proses bidding header.
  3. Permintaah lelang ruang iklan: Alih -alih mengirim permintaan ruang iklan ke jaringan atau pertukaran iklan tunggal, SDK mengirimnya secara simultan ke beberapa mitra permintaan (pertukaran iklan, jaringan iklan, SSP).
  4. Lelang real-time: Mitra permintaan menerima permintaan ruang iklan dan mulai berpartisipasi dalam lelang real-time.
  5. Tawar menawar dan penentuan harga: Tiap mitra permintaan mengevaluasi ruang iklan yang tersedia berdasarkan sejumlah faktor seperti data pengguna, parameter penargetan, kinerja historis dan harga tawaran. Mereka menyerahkan tawaran mereka ke SDK.
  6. Pemilihan tawaran pemenang: SDK mengumpulkan semua tawaran dan memilih bidder tertinggi sebagai pemenang lelang.
  7. Pengiriman materi iklan: Mitra permintaan yang menang mengirimkan materi iklan ke SDK.
  8. Pembuatan iklan: SDK membuat dan menampilkan materi iklan yang menang di dalam slot iklan khusus pada aplikasi.
  9. Interaksi pengguna: Pengguna berinteraksi dengan iklan yang ditampilkan (misal, mengklik iklan tersebut).
  10. Pelaporan dan pelacakan: SDK melacak dan melaporkan data tentang interaksi pengguna dengan iklan (misal, klik, tayangan) kepada penerbit dan mitra permintaan yang menang.
  11. Pembagian pendapatan: Penerbit aplikasi mendapatkan pemasukan dari tawaran yang menang, yang biasanya dibagi dengan jaringan atau pertukaran iklan. Seperti yang dapat kita lihat, bidding header in-app memungkinkan proses lelang yang lebih kompetitif dan transparan dibandingkan dengan waterfalling tradisional. Ini memungkinkan beberapa sumber permintaan bersaing untuk inventori iklan, yang berpotensi menghasilkan CPM serta pendapatan yang lebih tinggi untuk penerbit aplikasi.

Keuntungan Bidding Header In-App

Setelah Anda memahami apa itu in-app header, sekarang saatnya membahas semua manfaat yang akan Anda peroleh dengan menggunakan pendekatan ini.

Bidding header in-app mengandalkan lelang harga pertama, yang artinya pembeli mengajukan tawaran yang menunjukkan seberapa berharga setiap pengguna bagi mereka. Lelang harga pertama memiliki beberapa keuntungan:

  • transparansi dan stabilitas operasional yang lebih baik dalam prosesnya;
  • fleksibilitas dalam mengintegrasikan mitra permintaan baru dengan mudah;
  • tawaran yang lebih tinggi untuk inventori penerbit;
  • persaingan real-time.

Namun, keuntungan terbesar datang dari hilangnya prioritisasi jaringan iklan waterfall. Dalam waterfall, Anda memprioritaskan jaringan Anda sendiri atau membiarkan data historis melakukannya untuk Anda.

Dengan bidding header in-app, lelang berlangsung secara simultan atau paralel (lelang terpadu). Semua jaringan iklan mendapatkan kesempatan memenangkan inventori yang sama (bukan hanya yang disukai) dan dengan harga yang lebih baik dari harga dasar.

Perlu dicatat bahwa setelah Anda mengganti mediasi SDK dengan bidding header in-app, jumlah SDK yang harus Anda pasang akan banyak berkurang. Hal ini akan menghasilkan pengalaman pengguna yang lebih baik, lebih sedikit masalah latensi, dan jauh lebih sedikit pemeliharaan yang diperlukan.

Jadi, mari kita rangkum keuntungannya:

  1. Persaingan meningkat: Bidding header in-app memungkinkan beberapa mitra permintaan untuk menawar inventori iklan secara bersamaan. Ini meningkatkan persaingan, yang akhirnya meningkatkan CPM dan potensi pendapatan yang lebih tinggi bagi penerbit.
  2. Pendapatan yang lebih tinggi: Karena meningkatnya persaingan dan tawaran yang lebih tinggi, penerbit akhirnya sering memperoleh pendapatan iklan keseluruhan yang lebih tinggi dibandingkan metode waterfall iklan tradisional.
  3. Pengambilan keputusan real-time: Bidding header in-app terjadi secara real-time, memungkinkan penerbit untuk mengambil keputusan cepat terkait iklan apa yang ingin ditampilkan berdasarkan pada tawaran tertinggi.
  4. Proses lelang yang transparan: Bidding header in-app memberikan transparansi karena semua mitra permintaan memiliki visibilitas yang sama terhadap proses lelang, memastikan persaingan yang adil dan terbuka untuk inventori iklan.
  5. Latensi yang lebih rendah: Bidding header in-app biasanya memiliki latensi yang lebih rendah dibandingkan dengan waterfalling tradisional. Ini berarti waktu muat iklan yang lebih cepat bagi pengguna, sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
  6. Akses ke permintaan premium: Penerbit dapat terhubung dengan berbagai mitra permintaan premium, termasuk pertukaran iklan, jaringan iklan dan SSP, memungkinkan mereka untuk mengakses iklan dan pengiklan berkualitas tinggi.
  7. Monetisasi iklan yang fleksibel: Penerbit memiliki fleksibilitas dalam mengelola dan mengoptimalkan inventori iklan mereka berdasarkan tujuan dan strategi monetisasi spesifik mereka.

Secara keseluruhan, bidding header in-app memberdayakan penerbit untuk memaksimalkan pendapatan iklan mereka dengan menciptakan lingkungan lelang yang kompetitif dan transparan, yang pada akhirnya akan menguntungkan penerbit dan pengiklan.

Bidding Header In-App vs. Bidding Header Web

Dalam dunia iklan programatik, bidding header in-app dan bidding header web memainkan peran penting dalam mengoptimalkan pendapatan iklan. Namun, keduanya beroperasi dalam lingkungan yang berbeda, masing-masing memiliki pertimbangannya sendiri. Mari kita lihat apa saja perbedaan utama antara kedua teknik bidding yang powerful ini.

Aspek Bidding header in-app Bidding header web
Lingkungan Aplikasi seluler Situs web
Lelang real-time Ya, pada perangkat pengguna Ya, di dalam peramban
Alokasi sumber daya Tidak memakai sumber daya lokal Memakai sumber daya lokal
Pengalaman pengguna Waktu muat iklan yang lebih cepat Mungkin berdampak pada waktu muat halaman
Implementasi teknis Membutuhkan integrasi SDK Melibatkan implementasi wrapper atau tak bidding header
Optimasi Memaksimalkan pendapatan iklan bagi penerbit aplikasi seluler Mengoptimalkan pendapatan iklan bagi penerbit situs web
Kompleksitas integritas Mengintegrasikan SDK ke aplikasi mungkin memerlukan sumber daya pengembangan Mengintegrasikan bidding header membutuhkan wrapper atau tag bidding header pada header situs web

Proses fundamental bidding header di lingkungan web dan bidding header in-app di aplikasi seluler cukup serupa. Beda utamanya terletak pada implementasi teknis dan alat tertentu yang digunakan.

Dalam bidding header web, penerbit mengintegrasikan kode JavaScript (wrapper bidding header) ke bagian header dari sebuah situs web. Kode ini mengirimkan permintaan tawaran ke mitra permintaan, dan proses lelangnya akan berlangsung di peramban web pengguna. Wrapper bidding header mengelola beberapa mitra permintaan dan menyederhanakan proses implementasi.

Dalam bidding header in-app, seperti yang kita tahu, sebuah aplikasi seluler menggunakan SDK untuk komunikasi. SDK memfasilitasi permintaan tawaran ke beberapa mitra permintaan, dan proses lelang terjadi pada perangkat pengguna di dalam aplikasi.

Takeaway: Meskipun bidding header in-app dan bidding header web memiliki tujuan yang sama, keduanya beroperasi di dalam lingkungan yang berbeda dengan pertimbangan teknisnya masing-masing. Memilih antara keduanya tergantung pada platform (aplikasi seluler atau situs web) dan tujuan optimasi tertentu dari penerbit. Dengan memahami perbedaannya, penerbit dapat memanfaatkan kekuatan masing-masing pendekatan untuk meningkatkan strategi iklan programatik dan memaksimalkan pendapatan iklan.

Tingkat Adopsinya

Tingkat adopsi bidding header in-app awalnya memang lambat dan tidak setinggi pada peramban desktop dan seluler. Penyebab utamanya adalah perbedaan dalam implementasinya, karena bidding in-app membutuhkan SDK daripada sekadar menyisipkan kode JavaScript.

Namun, pada kuartal ketiga tahun 2019, tingkat adopsinya meningkat, dan belanja bidding header in-app meningkat dua kali lipat.

Meskipun statistik di atas hanya berlaku untuk Amerika Utara dan Eropa Barat, kawasan Asia-Pasifik juga mengalami peningkatan belanja bidding header in-app sebesar 50%. Apa pun kawasannya, belanja iklan kini lebih tinggi dari sebelumnya.

Dan, dengan belanja iklan programatik yang diprediksi meningkat sampai $168 miliar pada tahun 2024 di AS, bisa diprediksi bahwa peningkatan tingkat adopsi akan terus berlanjut di masa mendatang.

Opsi untuk Memasang Bidding Header In-App

Ada dua rute yang bisa Anda tempuh untuk mengimplementasikan bidding header in-app:

  • buat solusi Anda sendiri menggunakan kode open-source;
  • temukan mitra yang sudah memiliki solusi mereka sendiri. Opsi pertama mengharuskan Anda membuat solusi bidding header in-app khusus menggunakan kode open-source. Rute ini membutuhkan keahlian teknis dan sumber daya tingkat tinggi, karena Anda bertanggung jawab atas pengembangan dan pemeliharaan solusi internal.

Alternatifnya, penerbit bisa memilih untuk bermitra dengan penyedia pihak ketiga yang telah mengembangkan solusi bidding header in-app mereka sendiri. Opsi ini memungkinkan penerbit untuk memanfaatkan keahlian dan teknologi dari mitra yang mapan.

Menentukan rute mana yang dipilih sedikit banyak tergantung pada pengetahuan teknis tim Anda. Jika fokus Anda adalah periklanan dan Anda memiliki sumber daya teknis yang diperlukan untuk mengembangkan sistem bidding header Anda sendiri, maka Anda harus mencurahkan waktu dan tenaga untuk membuat solusi Anda sendiri.

Namun, tidak semua penerbit memiliki sumber daya yang dapat didedikasikan untuk mengembangkan satu lingkungan penawaran yang menyeluruh. Jika demikian, penerbit bisa bermitra dengan penyedia yang memiliki solusi header in-app pre-built. Akan lebih baik jika solusi tersebut dibuat berdasarkan kode open-source, seperti Prebid.org, karena memberikan fleksibilitas dan kompatibilitas maksimum.

Mitra seperti itu akan dapat menyediakan semua fitur bidding header in-app yang banyak dicari, seperti optimasi floor dinamis, kampanye kinerja yang berbeda dan integrasi semua jaringan iklan besar.

Kriteria Buat solusi Anda sendiri Bermitralah dengan solusi yang ada
Keahliah teknis Dibutuhkan keahlian teknis tingkat tinggi Keahlian teknis moderat diperlukan untuk integrasi
Waktu pengembangan Garis waktu pengembangan yang lebih panjang Waktu implementasi yang lebih singkat
Kontrol kustomisasi Kontrol penuh atas kustomisasi dan fitur Kustomisasi terbatas tergantung solusi mitra
Investasi sumber daya Membutuhkan sumber daya internal yang signifikan Tergantung pada sumber daya eksternal mitra
Tanggung jawab pemeliharaan Tim internal bertanggung jawab atas pemeliharaan Mitra mengelola pemeliharaan dan pembaruan
Biaya Biaya pengembangan di muka berpotensi lebih tinggi Mungkin ada biaya kemitraan atau bagi hasil
Risiko Risiko tantangan dan kemunduran teknis yang lebih tinggi Risiko lebih rendah karena solusi mitra sudah terbukti
Time-to-market Time-to-market lebih lama karena proses pengembangan Time-to-market lebih cepat karena memanfaatkan solusi yang sudah ada
Skalabilitas Dapat disesuaikan untuk kebutuhan skalabilitas tertentu Bergantung pada skalabilitas solusi mitra
Fleksibilitas kemitraan Tidak terikat pada penyedia pihak ketiga tertentu Terbatas pada mitra yang tersedia dan solusinya
Keahlian internal Membutuhkan tim khusus dengan pengetahuan tertentu Keahlian internal yang diperlukan untuk integrasi lebih sedikit

Bonus: Bidding Header vs. Lelang Terpadu

Menariknya, bidding header membuka jalan bagi lelang terpadu. Lelang terpadu melibatkan permintaan direct-sold dan programatik yang bersaing dalam satu lelang tunggal untuk memenangkan tayangan.

Tidak seperti bidding header tradisional, lelang terpadu dikelola pada sisi server, yang menghasilkan waktu muat yang lebih cepat. Hanya satu sesi penawaran yang berlangsung per tayangan, menjamin efisiensi. Google Exchange Bidding, sekarang disebut Open Bidding, merupakan contoh sistem lelang terpadu yang berjalan pada Google AdX.

FAQ

Apakah bidding header in-app cocok untuk semua tipe aplikasi seluler?

Ya, bidding header in-app cocok untuk berbagai aplikasi seluler, termasuk aplikasi game, aplikasi berita, aplikasi jejaring sosial dan banyak lagi. Penerbit dapat mengimplementasikan bidding header in-app di berbagai kategori, asalkan aplikasi tersebut memiliki basis pengguna yang besar dan volume tayangan iklan yang signifikan.

Apakah ada potensi kekurangan atau tantangan yang terkait dengan penerapan bidding header in-app?

Ya, ada potensi tantangan saat mengimplementasikan bidding header in-app. Ini termasuk perlunya keahlian teknis, garis waktu pengembangan yang lebih panjang dan integrasi beberapa SDK. Selain itu, penerbit harus mempertimbangkan dengan cermat pilihan antara mengembangkan solusi mereka sendiri atau bermitra dengan penyedia yang sudah ada, karena masing-masing opsi memiliki pertimbangan, keuntungan dan kelemahannya sendiri.

Bagaimana bidding header in-app dapat meningkatkan persaingan dan menghasilkan CPM yang lebih tinggi bagi penerbit?

Bidding header in-app meningkatkan persaingan dan CPM bagi penerbit karena beberapa sumber permintaan bisa melakukan penawaran terhadap tayangan iklan secara bersamaan. Ini menciptakan proses lelang yang lebih efisien, mendorong permintaan dan akhirnya menghasilkan CPM yang lebih tinggi bagi penerbit. Selain itu, sifat dari bidding header yang transapran dan real-time menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif, menarik lebih banyak permintaan dari pengiklan yang ingin menjangkau khalayak target mereka secara efektif.

Apakah penerbit dapat menggunakan bidding header in-app bersama dengan strategi monetisasi iklan lainnya?

Ya, penerbit dapat menggunakan bidding header in-app bersama dengan strategi monetisasi iklan lainnya. Metode ini bisa melengkapi metode seperti mediasi iklan atau setup waterfall. Dengan menggabungkan bidding header in-app, penerbit dapat mendiversifikasi aliran pendapatan mereka dan berpotensi meraih hasil yang lebih besar dari inventori iklan mereka. Fleksibilitas ini memungkinkan penerbit untuk mengoptimalkan pendekatan monetisasi mereka agar sesuai dengan aplikasi dan audiensi tertentu mereka.

Apa saja praktik terbaik untuk mengoptimalkan setup bidding header in-app?

Ada beberapa praktik terbaik dalam mengoptimalkan setup bidding header in-app:

  1. Mengimplementasikan pengecekan kualitas iklan pre-bid: Memastikan bahwa iklan memenuhi standar kualitas sebelum dikirim ke lelang untuk menjaga pengalaman pengguna yang positif.
  2. Menggunakan batas waktu pintar: Tetapkan batas waktu yang sesuai untuk mencegah tertundanya pengiriman iklan sekaligus memberikan cukup waktu untuk memproses tawaran.
  3. Prioritaskan mitra permintaan: Atur mitra permintaan berdasarkan riwayat kinerja dan tingkat tawaran untuk memaksimalkan hasilnya.
  4. Segmentasi audiensi: Sesuaikan setup untuk segmen pengguna yang berbeda untuk mengirimkan iklan yang lebih relevan dan meningkatkan engagement.
  5. Pantau dan analisis data secara teratur: Perhatikan metrik kinerja dan sesuaikan pengaturannya untuk mengoptimalkan pendapatan.
  6. Tes dan eksperimen: Teruslah mengetes setup dan konfigurasi yang berbeda untuk menemukan untuk menemukan apa yang terbaik untuk aplikasi dan audiensi tertentu. Dengan mengikuti sejumlah praktik di atas, penerbit dapat meningkatkan efektivitas implementasi bidding header mereka dan memaksimalkan potensi pendapatan.

Bagaimana penerbit dapat mengukur efektivitas dan impak dari bidding header in-app mereka terhadap pendapatan iklan?

Penerbit dapat mengukur efektivitas bidding header in-app dengan menganalisis indikator kinerja utama (KPI) seperti:

  1. eCPM (Effective Cost Per Mille): Bandingkan eCPM yang didapat dari bidding header dengan metode monetisasi lainnya untuk mengukur impaknya terhadap pendapatan.
  2. Fill rate: Evaluasi persentase permintaan iklan yang diisi dengan iklan berbayar, mengindikasikan seberapa efektif bidding header dalam memonetisasi inventori iklan yang tersedia.
  3. Waktu respons tawaran: Perhatikan waktu yang dibutuhkan mitra permintaan untuk merespons tawaran, memastikannya selaras dengan standar pengalaman pengguna.
  4. Latensi iklan: Menilai waktu yang dibutuhkan untuk memuat iklan, karena delay berkepanjangan berpengaruh negatif terhadap pengalaman pengguna dan keterlihatan iklan.
  5. Pendapatan iklan keseluruhan: Bandingkan pendapatan total yang dihasilkan dari bidding header dengan pendapatan dari metode monetisasi lainnya untuk mengukur kontribusi relatifnya.
  6. Pengetesan A/B: Lakukan eksperimen untuk membandingkan kinerja bidding header dengan setup lainnya untuk memahami impak tertentunya terhadap aplikasi Anda. Dengan menganalisis sejumlah metrik di atas, penerbit dapat memperoleh informasi tentang bagaimana bidding header in-app berpengaruh terhadap pendapatan iklan dan membuat keputusan yang tepat untuk lebih mengoptimalkan strategi monetisasi mereka.

Kesimpulan

Bidding header in-app merepresentasikan kemajuan signifikan di dunia periklanan aplikasi seluler. Dan meskipun implementasinya membutuhkan keahlian teknis, manfaatnya sungguh besar.

Sama seperti bidding header peramban, bidding in-app menciptakan ekosistem yang lebih terbuka dan efisien yang menguntungkan semua pihak yang terlibat. Kedua solusi teknis ini mengurangi latensi iklan dan memungkinkan semua jaringan dan mitra pertukaran untuk menawar permintaan iklan secara merata, mendorong naiknya pendapatan bagi penerbit. Dengan semua kemajuan dan peningkatan dalam iklan programatik, tidak ada lagi alasan untuk menolak mengimplementasikannya dalam lingkungan aplikasi.